Kamis, 12 Januari 2012

Penyakit Bisa Datang dari Komputer dan Handphone

Tahukah anda bahwa perkembangan teknologi jaman sekarang ini selain membawa664895845.jpgkeuntungan dan mempermudah pekerjaan manusia, ternyata terdapat dampak negatif yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kita semua di dalam segala segala bidangkehidupan, Jika dilihat dari segi kesehatan, kami mengambil contoh: virus komputer yang merambah manusia. Kejadian ini memang senyatanya. Yakni, komputer yang terlihat bersih, rupanya banyak mengandung virus yang bisa menyebabkan sakit pada manusia pemakainya.

Salah satu virus yang bisa menular melalui perantaraan keyboard dan mouse komputer adalah penyakit infeksi perut. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat (AS). Lembaga penelitian tersebut mengklaim bahwa dari hasil penelitian terhadap 314 siswa dan 66 staf pada suatu sekolah di Washington DC, sebanyak 103 orang diketahui jatuh sakit. Mereka yang sakit, yakni 79 murid dan 24 staf disebutkan menderita penyakit itu setelah menggunakan piranti komputer. Shua Chai, salah satu dokter dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, menyebutkan bahwa ini adalah kali pertama sebuah penelitian mengungkap keyboard dan mouse menjadi sumber penyebaran virus. Ia juga menyebutkan lebih lanjut, bahwa virus infeksi penyebab diare ini sering kali menyebar saat musim dingin dan kerap memakan korban di lingkungan sekolah, tempat kerja, serta kapal pesiar.Virus tersebut, diklaim dapat bertahan di permukaan sebuah benda selama beberapa hari. Shua menyebut, demi mencegah infeksi virus, sebenarnya sangat mudah. Yakni, kita hanya perlu mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan objek yang digunakan bersama, seperti keyboard dan mouse. (Sumber :http://www.andriewongso.com/awartikel-954-AW_Corner-Gps_Berbahaya-). Selain itu, juga terdapat earphone yang dapat merusak pendengaran amnusia. Jika sedang ingin mendengarkan musik secara pribadi, menggunakan earphone memang jadi langkah paling mudah. Tinggal pasang kabel ke pemutar musik, maka alunan lagu yang ingin kita dengar, sekencang apapun, tak kan mengganggu sekitar. Apalagi, saat ini, pemutar musik mini bisa kita dapati dengan mudah, mulai dari yang berwujud handphone hingga MP3 player. Tak heran, pemutar musik seperti iPod menjamur di mana-mana. Tapi, jika sudah asyik mendengarkan musik sendirian, berhati-hatilah. Ternyata, gendang telinga bisa terganggu jika terlalu lama mendengarkan musik dengan earphone. Bahkan, dalam sebuah penelitian yang dilansir oleh seorang seorang pakar akustik dari Perancis, seperlima remaja Perancis mengalami gangguan pendengaran yang salah satunya disebabkan oleh karena mereka mendengarkan musik yang terlalu kencang via pemutar musik portable seperti MP3 atau yang lainnya. Untuk itu, jika Anda ingin tetap mempunyai pendengaran yang bagus, di sarankan untuk sesegera mungkin mengurangi level suara di earphone jika mendengarkan musik. Sebab, jika terlanjur sering mendengarkan suara musik yang terlalu keras, telinga akan terbiasa sehingga sangat sulit untuk mengecilkan level suara. (Sumber : http://www.andriewongso.com/awartikel-967-AW_Corner Earphone_Merusak_Pendengaran). Selain itu perlu diketahui bahwa bekerja dengan komputer ternyata dapat mengalami penyakit akibat kerja yang berasal dari layar monitor. Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor. Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata. Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata. Pemakaian layar monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada mata. Berdasarkan hasil penelitian, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata. Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata), kelelahan mata akan lebih cepat terasa, karena mata yang dalam keadaan memfokuskan ke layar monitor akan jarang berkedip sehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena udara ruangan ber AC akan kering sehingga air mata akan ikut menguap. Di sisi lain juga terdapat kebisingan yang tinggi yang dapat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri. Adapun batas kebisingan yang diizinkan untuk bekerja selama kurang dari 8 jam per hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah dengan kebisingan sekitar 40 - 50 dB. Apabila di dalam ruang kerja terdapat mesin pendingin (AC), maka kebisingan akan bertambah selain dari suara printer. (http://www.elektroindonesia.com/elektro/komput6.html).


Sekarang banyak sekali operator yang muncul yang menawarkan berbagai kemudahan dalam berkomunikasi, mulai dari tarif yang super murah sampai pada free talk. Dari studi empiris yang dilakukan, penggunaan telepon dalam waktu yang lama akan mengakibatkan jaringan pada otak manusia terganggu. Dari penggunaan berbagai macam alat digital ini kita juga semakin susah untuk mengingat hari-hari penting kerabat atau orang-orang terdekat kita karena selalu mencatatnya pada alat tersebut. Jika anda ditanya oleh seseorang tanggal ulang tahun kakak atau orang tua anda belum tentu anda mengingatnya bukan? Dengan kata lain, teknologi membuat kita semakin malas untuk mengingat sesuatu yang sebenarnya bisa kita ingat dengan mudah. Begitu juga dengan PC yang kita miliki, saking merasa nyaman dengan PC kita dapat melakukan pekerjaan kita dimana pun kita berada tanpa perlu dibatasi dengan waktu, tempat, dan sebagainya. Tetapi, kita juga dapat merasakan dampak negatif dari penggunaan PC tersebut, kita jadi kurang bersosialisasi dengan masyarakat di luar lingkungan kita. Padahal, kalau kita berada di dalam dunia pekerjaan, kita pasti memerlukan connection dengan orang atau pun dengan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang kita jalani saat ini. (Sumber : http://amanmbojo.wordpress.com/2007/09/18/teknologi-dan-pengaruhnya-dalam-kehidupan-sehari-hari/)


Selain dari segi kesehatan, terdapat pula dari segi yang berdampak pada kehidupan sosial dan psikologis manusia, yakni Pergeseran atau penggantian manusia (displacement, subtitution), misalnya fungsi otot-otot besar manusia yang di dalam pekerjaannya diganti oleh teknologi, sehingga manusia mengalami atrofi atau dapat pula otaknya digantikan sehingga terjadi atrofi mental. Bahkan mungkin seluruh fungsi manusia diganti oleh robot, sehingga tergeser dari pekerjaannya; Kebebasan terkekang, dalam banyak hal kita harus menyesuaikan diri dengan alat-alat dan sistem. Waktu mengatur pekerjaan kita meskipun bertentangan dengan kronobiologi atau irama biologi kita. Hasil pekerjaan yang utuh tidak bisa dinikmati, karena pekerjaan yang sudah terfragmentasi dan monoton. Informasi yang dapat diolah semakin banyak, tetapi saluran untuk mengungkapkan informasi tersebut semakin sedikit; Kepribadian terhimpit, karena pengaruh informasi yang sifatnya global maka manusia cenderung menjadi manusia yang terpengaruh oleh isue-isue global, sementara kultur, nilai-nilai lokal menjadi semakin terkikis; Objektifitas manusia (dehumanisasi), manusia dianggap sebagai hal yang obyektif, diurai-urai hanya hal-hal yang dapat diukur atau dihitung saja, sedangkan yang lain dianggap periferal dan tidak menjadi pertimbangan dalam usaha-usaha pengembanan, pendidikan dan peningkatannya; Mentalitas teknologi, hal ini tercermin pada kepercayaan yang berlebihan pada alat (teknosentris), seolah-olah segala sesuatu dapat dipecahkan oleh pekerjaan dan sesuatu akan lebih meyakinkan kalau dilakukan dengan peralatan dan disertai angka-angka. Hal ini yang sudah biasa atau mudah diperhitungkan masih memerlukan bantuan penelitian eksperimen; Penyeimbangan kembali yang tidak adaptif, dalam rangka mengembalikan keseimbangan yang terganggu oleh teknologi. Orang kadang lari dari kenyataan hidup dengan menggunakan obat-obatan seperti narkotika, psikotropika dan mencari kekuatan dengan mengumpulkan barang-barang status (positional goods) untuk mengkompensasi adaptasi yang gagal; Krisis teknologi, berbagai krisis yang melanda dunia abad ini terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi yang terlalu cepat, sehingga proses adaptasi dan integrasi tidak sempat dilakukan. Akibatnya terhadap individu ialah technostress, penyakit urban, penyakit peradaban.
Selain itu dari segi budaya, yakni meningkatnya kriminalitas dunia maya (Cybercrime), perkembangan teknologi informasi telah memunculkan trend kriminalitas baru di dunia maya, pembobolan kartu kredit, penipuan-penipuan dengan menggunakan sarana internet, dan pembajakan-pembajakan software menjadi PR bagi penegak hukum untuk mengatasinya (http://209.85.175.104/search?q=cache:SWuzD9EdZpgJ:adab.uin-suka.ac.id/file_ilmiah/TI
_PERUBAHAN%2520SOSIAL.doc+dampak+negatif+teknologi+dalam+pekerjaan&hl=id&ct
=clnk&cd=6&gl=id
)

Sekarang kembali lagi kepada penggunanya sendiri bagaimana mengimplementasikan teknologi dalam kehidupannya sehari-hari, teknologi yang seyogyanya diciptakan untuk membantu manusia jangan sampai malah membuat manusia menjadi pemalas dalam hal-hal kecil dan seharusnya dapat membuat kalitas kehidupan manusia tersebut menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar